MAKALAH
ILMU
SOSIAL DASAR
“MANUSIA
SEBAGAI MAKHLUK HIDUP DAN MAKHLUK SOSIAL”
![]() |
GUNADARMA UNIVERSITY |
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Manusia adalah makhluk yang tidak dapat hidup dengan sendiri. Manusia
diciptakan oleh ALLAH SWT sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan satu
sama lain. Di dalam kehidupannya manusia memiliki keinginan untuk
bersosialisasi dengan sesamanya. Hal ini merupakan salah satu kodrat manusia
yang selalu ingin berhubungan dengan manusia lain.
Kita tidak bisa seenaknya melakukan hal-hal menurut
keinginan kita sendiri itu karena kita adalah makhluk sosial. Hidup tanpa
bantuan dari orang lain tidak akan bisa berjalan dengan baik dan tidak akan
bisa tercapai. Sering kita lihat dan mungkin kita alami betapa sulitnya kita
tanpa ada teman yang bisa membantu dan menemani kita, kita tidak akan bisa
berinteraksi dan bersosialisasi. Makhluk individu dan makhluk sosial sangat
berkaitan erat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, betapa pentingnya
peranan masyarakat di sekitar kita.
1.1.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan makalah sebagai
berikut:
1.
Apa alasan manusia dikatakan sebagai makhluk sosial?
2.
Apa saja Karakteristik Manusia sebagai makhluk sosial?
3.
Bagaimana Kedudukan Manusia sebagai makhluk sosial?
4.
Bagaimana Manusia Mengembangkan diri nya sebagai makhluk sosial?
1.2.
Tujuan
Makalah
Makalah
ini ditulis agar penulis dan pembaca mampu mempelajari tentang manusia sebagai
makhluk sosial.Dan memahami arti Manusia sebagai Makhluk sosial dalam kehidupan
sehari-hari.
1.3.
Manfaat
Makalah
1.
Penulis, sebagai wahana penambahan pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya
tentang manusia sebagai makhluk sosial.
`2.
Pembaca, sebagai media informasi tentang manusia sebagai makhluk sosial.
1.4.
Prosedur
Makalah
Prosedur yang dilakukan oleh Penulis
yaitu dengan menggunakan metode:
(a)
Metode Observasi
Metode
observasi berarti pelaksana analisis jabatan mengamati secara langsung di
tempat bagaimana tugas pekerjaan dilaksanakan dan mencatatnya untuk di olahnya
menjadi informasi.
(c)
Metode studi referensi
Metode
ini dilakukan dengan menganalisis buku catatan harian untuk mendapatkan
informasi tentang suatu jabatan atau posisi.
(d)
Metode Perpustakaan
Metode
yang dilakukan dengan cara membaca buku dan melihat ulang kembali apa yang akan
digunakan.
(e) Metode Deskriptif
Metode
ini menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan konprehensif.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk
Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial
artinya manusia membutuhkan orang lain dan lingkungan sosialnya sebagai sarana
untuk bersosialisasi. Bersosialisasi disini berarti membutuhkan lingkungan
sosial sebagai salah satu habitatnya maksudnya tiap manusia saling membutuhkan
satu sama lainnya untuk bersosialisasi dan berinteraksi. Manusia pun
berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya
dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.Manusia bertindak sosial dengan cara
memanfaatkan alam dan lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan
kesejahteraan hidupnya demi kelangsungan hidup sejenisnya. Namun potensi yang
ada dalam diri manusia itu hanya mungkin berkembang bila ia hidup dan belajar
di tengah-tengah manusia. Untuk bisa berjalan saja manusia harus belajar dari
manusia lainnya.
Tanpa bantuan manusia lainnya,
manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain,
manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan
seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat
disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena
beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
Pengertian
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak
dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri.Karena manusia
menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan
pemikiran dan perasaanya.
Manusia
tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan
sosial.Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran
manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta
bagaimana tanggungjawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan.
Pengertian Manusia Sebagai Makhluk
Sosial menurut para Ahli:
·
Menurut KBBI :
Makhluk
social adalah manusia yang berhubungan timbal balik dengan manusia lain.
·
Menurut Elly M. Setiadi :
Makhluk
social adalah makhluk yang didalam hidupnya tidak bias melepaskan diri dari
pengaruh orang lain.
·
Menurut Dr. Johannes Garang :
Makhluk
social adalah makhluk berkelompok dan tidak mampu hidup menyendiri.
·
Menurut Aristoteles :
Makhluk
sosial merupakan zoon politicon, yang berarti menusia dikodratkan untuk hidup
bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain
·
Menurut Liturgis :
Makhluk
sosial merupakan makhluk yang saling berhubungan satu sama lain serta tidak
dapat melepaskan diri dari hidup bersama.
2.2. Karakteristik Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Telah
berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik
beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana
memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1.
Dorongan untuk makan
2.
Dorongan untuk mempertahankan diri
3.
Dorongan untuk melangsungkan jenis
Dari
tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai
seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang
saling ketergantungan dan membutuhkan.Sehingga komunikasi antar masyarakat
ditentukan oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam
perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam
arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
1. Penerimaan
bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan
yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah
pengetahuan.
2. Penghematan
tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu
menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam
masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Pada
umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok
tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran
diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau
komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga
secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang
menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu
bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang
dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya.
·
Ciri-ciri Manusia Sebagai Mahkluk
Sosial:
- Suka bergaul
- Suka bekerja sama
- Hidup berkelompok
- Memiliki kepedulian terhadap orang lain
- Tidak bisa hidup sendiri
- Suka bergaul
- Suka bekerja sama
- Hidup berkelompok
- Memiliki kepedulian terhadap orang lain
- Tidak bisa hidup sendiri
·
Ciri- ciri Manusia Sebagai Mahkluk
Sosial yang Bermoral .
- Manusia memiliki toleransi dan kepedulian terhadap orang lain ketika bersosialisasi.
- Manusia memiliki toleransi dan kepedulian terhadap orang lain ketika bersosialisasi.
·
Contoh perilaku manusia sebagai mahkluk
sosial yang bermoral:
- Bergotong-royong membersihkan desa
- Bergotong-royong membersihkan desa
-
Mengunjungi orang sakit
Secara garis besar faktor-faktor
personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1.
Tekanan
emosional, ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
2.
Harga
diri yang rendah, ketika kondisi seseirang berada di dalam kondisi yang
direndahkan maka aka memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang
lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih
sayang dari orang lain atau dukungan moral untuk kondisi seperti semula
3.
Isolasi
Sosial, orang yang terisolasi harus berinteraksi dengan orang yang sepaham atau
sepemikiran agar terbentuk situasi yang harmonis.
Sebagai
makhluk sosial karena manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol
untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya.Manusia tidak dapat menyadari
individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.
Manisfestasi
manusia sebagai makhluk sosial, nampak pada kenyataan bahwa tidak pernah ada
manusia yang mampu menjalani kehidupan ini tanpa bantuan orang lain.
Fungsi
dan Tugas Manusia Sebagai Makhluk Sosial :
·
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki
fungsi dan tugas yang harus diembannya. Baik dalam masyarakat maupun
kemasyarakatan, selain itu fungsi dan tugasnya dimasyarakat
·
Sebagai wadah yang memanusiakan seorang
pribadi manusia.
·
Manusia sebagai makhluk sosial juga
mengemban tugas dan fungsi dalam keluarga sebagai lingkungam sosial terkecil.
Agar individu-individu menjadi satu anggota keluarga untuk menjadi manusia
sebagai makhluk sosial.
2.3.
Kedudukan Manusia sebagai
Makhluk Sosial
Manusia
sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat.Dalam kehidupan
sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri.
Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia
lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan
bersosialisasi dengan manusia lainnya.Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia
sudah disebut sebagai makhluk sosial.
Hakekat
manusia sebagai makhluk sosial dan politik akan membentuk hukum, mendirikan
kaidah perilaku, serta bekerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Dalam
perkembangan ini, spesialisasi dan integrasi atau organissai harus saling
membantu. Sebab kemajuan manusia nampaknya akan bersandar kepada kemampuan
manusia untuk kerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Kerjasama sosial
merupakan syarat untuk kehidupan yang baik dalam masyarakat yang saling
membutuhkan.
Kesadaran
manusia sebagai makhluk sosial, justru memberikan rasa tanggungjawab untuk
mengayomi individu yang jauh lebih ”lemah” dari pada wujud sosial yang ”besar”
dan ”kuat”. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu non formal (masyarakat)
maupun dalam bentuk-bentuk formal (institusi, negara) dengan wibawanya wajib
mengayomi individu.
2.4.
Pengembangan Manusia
Sebagai Makhluk Sosial
Di dalam kehidupannya,
manusia tidak hidup dalam kesendirian.Manusia memiliki keinginan untuk
bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah
selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang
interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup
sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup
dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung
konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif.Keadaan
positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak
manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu.
Tiap-tiap pribadi harus
rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini
dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.Pada zaman modern seperti saat ini manusia
memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.
Tidak
hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan
emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan
emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih saying,
harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional
tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi
dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dalam berhubungan dan
berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih
baik.Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh
manusia.Imanuel Kant mengatakan, "manusia hanya dapat menjadi manusia
karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan
menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan
dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar.Hal tersebut memberi
penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi
seseorang.
Dengan
demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup
bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam
memenuhi kebutuhan rohani.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Tanpa bantuan manusia
lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang
lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan,
bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan,
yaitu:
· Manusia
tunduk pada aturan, norma sosial.
· Perilaku
manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
· Manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
· Potensi
manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
· Ada
dorongan untuk berinteraksi
· Manusia
tunduk pada aturan, norma social
· Manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
· Manusia
tidak dapat hidup sebagai manusia jika tidak ada di tengah-tengah manusia.
3.2.
Saran
Sejalan
dengan kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
·
Setiap
individu hendaknya sadar bahwa mereka adalah sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial, sehingga mereka mampu menghargai satu sama lain dalam arti
tidak mengambil hak orang lain ketika bertindak sebagai makhluk sosial dan
sebaliknya.
·
Dalam
upaya pendidikan hendaknya para pendidik harus menghormati keindividualitasan,
karakteristik, keunikan dan kepribadian anak. pendidikan tidak boleh memaksa
anak untuk mengikuti dan menuruti segala kehendaknya, karena dalam diri anak
ada suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yang ditentukan oleh dirinya
sendiri.
·
Pembentukan
proses sosialisasi pada anak dalam interaksi sosial hendaknya harus didukung
oleh semua pihak. Keluarga, lingkungan masyarakat juga tenaga pendidik harus
membantu menstimulasinya.
·
Kesempatan
berinteraksi akan sangat dibutuhkan oleh anak dalam bersosialisasi dengan orang
lain. Hendaknya kita sebagai calon guru dan calon ibu harus sadar bahwa
pemberitahuan, pemberian contoh dan pembiasaan sangat penting dan dibutuhkan
dalam bersosialisasi dengan orang lain dimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment