Makalah Ilmu Budaya Dasar
Manusia
dan Keindahan
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
DOSEN : Dina Juniar Anggraini,SIKOM
Nama :
Andre Bagas Kurniawan
NPM :
50415707
Jurusan : Teknik Informatika
Kelas : 1IA02
KATA PENGANTAR
Segala puji dan
syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang selalu memberikan taufik dan
hidayah-Nya sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “ Manusia dan Keindahan “ ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini disusun
untuk memenuhi penilaian tugas dalam mata kuliah Ilmu Sosial Budaya di bidang
Softskill dengan judul “Manusia dan Keindahan : Keindahan, Renungan dan
Keserasian “. Makalah ini ditunjang dengan adanya pembahasan dan studi kasus,
yang bertujuan untuk memperlengkap pemahaman makalah sesuai dengan tema. Semua
terjabarkan secara lengkap dan tidak meniggalkan aspek lingkungan sekitar yang
berhubungan dengan makalah yang telah disusun.
Akhirnya kami
berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi
peningkatan pembelajaran dan penambahan ilmu pengetahuan untuk mahasiswa yang
lain. Penulisan makalah ini tidak sepenuhnya sempurna, maka dari itu
penulis sangat memerlukan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk menyempurnakan
isi makalah.
Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih dan semoga penulisan laporan ini berguna bagi para
pembaca dan khususnya penulis sendiri.
Depok,
27 Maret 2016
Penulis
(Andre Bagas Kurniawan)
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap manusia dilahirkan dan dibekali dengan banyak sekali keindahan.
Keindahannya baik dari dalam, dari luar, maupun yang ada disekitarnya. Kata
keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek
dan sebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan
kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan
mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran
berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat
oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan
atau lokal.
1. Apa yang
dimaksud dengan manusia?
2. Apa yang
dimaksud dengan keindahan?
3. Hakikat dari
keindahan?
4. Apa hubungan
manusia dengan keindahan?
5. Bagaimana
cara untuk mengetahui suatu keindahan?
Tujuan dari pembahasan materi ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
hubungan dan keterkaitan antara manusia dan keindahan. Mulai dari pengertian
masing-masing dan hubungan keduanya.
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia
adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan dengan
makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir
secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak
dilakukan, dan kita pun bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau
buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Selain itu dapat diartikan manusia
secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosil. Karena
bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain.
Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.
Pengertian
manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal dari
kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal
budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia
dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas,
sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari
golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Keindahan, sering diutarakan kepada
situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari kata indah,
artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik
dengan kebenaran. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu yang indah itu
selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung
kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang,
hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi
kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar
atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi,
psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah
entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan
dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Dalam bahasa Latin, keindahan
diterjemahkan dari kata “bellum” Akar katanya
adalah “benum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris
diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”. Kata benda Yunani klasik untuk “keindahan ” adalah
κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk “indah” itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, kata sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti “jam.” Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian
dikaitkan dengan “berada di jam (waktu) yang sepatutnya.”
Keindahan
adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal
kulitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony)
kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Herbet
Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk
yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia. Filsuf abad
pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang
menyenangkan bilamana dilihat.
Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas, menurut
Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
2. Keindahan dalam arti estetik
murni, yaitu pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu
yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas,
yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni
berupa keindahan bentuk dan warna
Keindahan
identik dengan kebenaran, keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah
keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya
tarik yang selalu bertambah yang tidak mengandung kebenaran tidak indah.
Ada 2 nilai yang penting dalam Keindahan :
1. Nilai ekstrinsik yakni nilai yang
sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal. Contohnya tarian yang
disebut halus dan kasar.
2. Nilai intrinsik yakni sifat baik
yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik
tersebut.
Contohnya pesan yang akan disampaikan
dalam suatu tarian.
Teori
estetika keindahan menurut Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art”
dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1.
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu bersifat subjektif adanya,
yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah
dalam pikirannya sendiri.
2.
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif adanya, yakni
karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek.
3.
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang
subjektif dan yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila
terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kia perlu
melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk
kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat
menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan
terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas
keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi,
sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan
merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan
kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan
mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung
kebenaran berarti tidak indah. Karena itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang
tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan
kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni
berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia yang menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman
keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau
terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan.
Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep
keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas
keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan
itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah,
sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang
yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan
kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain
imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai
objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan
orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam
agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan
yang paling indah.
· Ada
beberapa alasan mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai berikut:
1)
Tata
nilai yang telah usang
Tata nilai yang
terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan,
sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai
kemanusiaan, misalnya kawin paksa, pingitan, derajad wanita lebih rendah dari
derajad laki-laki. Tata nilai semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai moral
kehidupan masyarakat, sehingga dikatakan tidak indah. Yang tidak indah harus
disingkirkan dan digantikan dengan yang indah. Yang indah ialah tata nilai yang
menghargai dan mengangkat martabat manusia, misalnya wanita. Hal ini menjadi
tema para sastrawan zaman Balai Pustaka, dengan tujuan untuk merubah keadaan
dan memperbaiki nasib kaum wanita. Sebagai contoh novel yang menggambarkan
keadaan ini ialah "layar terkembang" oleh Sutan Takdir Alisyahbana,
"Siti Nurbaya" oleh Marah Rusli.
2)
Kemerosotan
Zaman
Keadaan yang
merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral.
Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang
bejad terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa
menghiraukan ketentuan-ketentuan hukum agama, dan moral masyarakat. Yang
demikian itu dikatakan tidak baik, yang tidak baik itu tidak indah. Yang tidak
indah itu harus disingkirkan melalui protes yang antara lain diungkapkan dalam
karya seni. Sebagai contoh ialah karya seni berupa sanjak yang dikemukakan oleh
W.S. Rendra berjudul "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta". Di
sini pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad
wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari
pelacur.
3)
Penderitaan
Manusia
Banyak faktor yang
membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor
manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat
nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya. Keadaan
demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai
kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu
harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
4)
Keagungan
Tuhan
Keagungan Tuhan dapat
dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta
kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan
Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu.
Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan
ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat
kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan
dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal
karena menarik dan tidak membosankan.
2.5. Cara untuk
Mengetahui Suatu Keindahan
1. Renungan
Renungan berasal dari kata renunag, merenung artinya dengan diam-diam
memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah
hasil merenung.
Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sarna lain
berbeda, meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih pula apabila obyek
renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan
subyek.
2. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya
cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur
pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.
Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah
dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat,
bahwa keindahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatuhal.
3. Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut,
sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat
kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap
kasar atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku
sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan
nilai keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari
seseorang.
4. Kontemplasi
Suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam
untuk mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil
penciptaan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keindahan pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan tuhan. Ini berarti
bahwa keindahan itu ciptan tuhan. Keindahan menyangkut kualita hakiki dari
segala benda yang mengandung kesatuan (unity), keselarasan (harmony),
kesetangkupan (symetri), keseimbangan (balance), dan pertentangan (contrast).
Dari ciri-ciri itu diambil kesimpulan,bahwa keindahan tersusun dari keselarasan
dan pertentangan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Keindahan
adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Dua hal yang indah yang selalu
berdampingan. Dua hal tersebut juga berdampingan dengan Manusia. Manusia
diberikan keindahan yang sangat luar biasa oleh Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab
itu, manusia diharapkan untuk selalu menjaga keindahan-keindahan yang
dimilikinya, yang ada pada dirinya agar senantiasa keindahan tersebut dapat
berguna dan dinikmati oleh semua orang, serta untuk mengetahui suatu keindahan
dibutuhkan hal-hal seperti renungan, keserasian, kehalusan dan kontemplasi.
No comments:
Post a Comment